Minggu, 28 Juli 2013

Fanatisme di Atas Nasionalisme


Disaat persepakbolaan indonesia masih belum jelas, entah masalah telah terselesaikan atau tersembunyikan *ane emang gak ngikutin*, beberapa pekan yang lalu Indonesia kedatangan tamu besar dari eropa. Tim besar sekelas Arsenal, Liverpool, dan Chelsea datang ke Indonesia dalam rangka menjalani tur pra musim masing-masing. Sebuah kebanggaan dan kesempatan langka tentunya bagi seluruh pecinta sepakbola di tanah air untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan tersebut.

Namun ada yang disayangkan 3 pertandingan tersebut. para "pemain ke-12" alias penonton. Alih-alih mendukung para punggawa Garuda yang bertanding, mereka malah meneriakkan yel-yel untuk tim tamu. miris memang, terlebih dari setiap gol yang bersarang di gawang kurnia meiga mereka malah berteriak kegirangan.


Setiap tim, baik tingkat club atau negara membutuhkan dukungan dari para suporternya,  kita lihat klub sebesar Bayern Munchen yang mempensiunkan nomor punggung 12 nya untuk dipersembahkan kepada suporternya. mereka sadar bahwa mereka membutuhkan dukungan dari suporternya disetiap menit pertandingan. Begitu pula dengan timnas kita. Gairah bermain mereka ada pada teriakkan kita.  Memang tidak ada yang salah bila kita mendukung tim kelas dunia semacam arsenal, liverpool dan chelsea. Tapi dikala berbicara timnas (meski berabal-abal sponsor), tinggalkan sejenak atribut meriam, bangau atau yang lainnya. Saatnya bersatu, menggunakan atribut garuda dan meneriakkan yel-yel dan lagu penyemangat untuk timnas merah-putih. 

Oktober mendatang, timnas kita akan bertanding melawan China dalam kualifikasi Piala Asia. Semoga Timnas dan suporternya menjadi lebih baik lagi. Amin

Come On You, Garuda !!

*tulisan ini hanya berasal dari pemikiran saya saja dan analisis mendadak setelah melihat tiga pertandingan terakhir timnas Indonesia. salam seger :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar