Senin, 16 September 2013

Inikah Indonesia saat ini ?

Pertanyaan ini muncul secara tiba-tiba karena 2 bulan terakhir ini sering mendapat cerita yang bagi saya cukup miris, karena menyangkut moral Indonesia.

Yang pertama, ini cerita dari ayah saya sendiri. Ketika saya pulang kampung kemarin, saya sering mengobrol dengan ayah saya di waktu senggang. Salah satu cerita yang membuat saya tertarik (entah kenapa) adalah ceritanya tentang birokrasi saat ini di Indonesia. Beliau bilang kalau kata orang-orang tentang begitu bobroknya birokrasinya di Indonesia itu benar. Korupsi, suap menyuap atau uang tip seperti sudah membudaya, mentradisi dan sudah menjadi sistem. Memang kita bisa menahan diri untuk tidak korupsi atau menerima uang suap dari atasan. Tapi untuk 100 % jujur itu bisa dikatakan mustahil. Ketika kita sudah menjadi seorang yang professional dan jujur, ada saja yang harus dimanipulasi, contohnya penggunaan dana BOS ke tiap sekolah, tapi uang tersebut tidak langsung dari pempus ke sekolah, tapi melalui masing-masing pemda. Jika di pemda ada oknum yang korupsi akibatnya uang yang cair hanya 80 % dari dana yang tertera. Dan sialnya, kepala sekolah lah yang harus membuat lagi laporan tersebut. Belum lagi, para preman yang bertitle LSM mencari-cari kesalahan ke tiap-tiap sekolah. Meski bukan ancaman, tetap saja mereka meminta uang tip. Di akhir ceritanya beliau bilang berencana mundur dari kepala sekolah dan kembali menjadi guru, karena hanya diposisi itu, posisi PNS yang benar-benar mengabdi pada negara menurutnya.


Kemudian, beberapa pekan yang lalu, kita dihebohkan dengan kasus penyuapan dan korupsi yang dilakukan oleh mantan wakil direktur skk migas, yang mengejutkan lagi beliau saat itu masih menjabat sebagai guru besar di salah satu kampus ternama di Indonesia. Saya anggap dia hanyalah oknum yang menjadi korban sistem yang ada.

Saya yakin tidak hanya 2 sektor tersebut yang bobrok, tapi masih banyak sektor-sektor lain yang memiliki sitem serupa. Bahkan dosen saya sudah pesimis dengan Indonesia dan mengatakan bahwa di Indonesia hanya lingkungan agama dan perguruan tinggi yang moralnya tetap terjaga. Agama sudah tentu merupakan pondasi terkuat dalam membangun moral. Dan perguruan tinggi dijamin akan terjaga moralnya selama lingkungan dan kehidupan ilmiah ada di dalamnya, sebab dalam ilmiah, nilai kejujuran sangat dijunjung tinggi. Bila keluar dari 2 lingkungan tersebut, kasus skk migas tadi bisa menjadi salah satu contoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar