Jumat, 27 Juni 2014

World Cup Edition : Kejutan-kejutan di Fase Grup

Piala dunia sudah bergulir 14 hari, fase knock-out akan dimulai dan setengah dari peserta sudah pulang ke rumah masing-masing. So far, dari 3 edisi piala dunia yang saya ikuti, dalam hal pertandingan, edisi 2014 menjadi yang terbaik, banyak gol, banyak kejutan.
Thanks buat google karena saya bisa menemukan gambar ini


Favorit eropa pulang kampung

Spanyol, Inggris, dan Italia. Tiga tim yang diprediksi setidaknya lolos hingga fase knock-out malah tampil kurang greget pada piala dunia kali ini.
Spanyol, mungkin sudah terlalu kadaluarsa dengan permainan tiki-takanya, dicukur 1-5 oleh Belanda di pertandingan pertama dan bahkan dikalahkan 2-0 oleh Chile di pertandingan kedua. keduanya sama-sama menerapkan high pressure di lini tengah untuk meredam para gelandang spanyol, tiki taka sudah mati(?). Italia, bermain indah di pertandingan pertama melawan Inggris, tapi kalah mengejutkan oleh Kostarika dan Uruguay, bukan karena faktor keberuntungan, tapi memang 2 lawannya tampil mengejutkan di Piala dunia kali ini.
Inggris, mempunyai skuat yang diatas kertas lebih baik dibanding 2 edisi sebelumnya, tetap saja mereka pulang tanpa kemenangan. Entah karena mereka alergi dengan turnamen ini atau apa, tapi menurut saya, sang pelatih yang paling bertanggung jawab. punya segudang pemain tengah yang variatif tetap saja selalu kalah di lini tengah dalam 3 pertandingan mereka.

Dominasi Benua Amerika

Jika bermain dengan angka, Benua Amerika meloloskan 8 dari 10 peserta, Benua Eropa meloloskan 6 dari 13, Benua Afrika 2 dari 5, dan peserta dari Asia semuanya gagal di fase grup dari 4 peserta. Artinya 2 peserta dari Amerika yang gagal lolos ke fase selanjutnya. Yang mengejutkan dari para wakil Amerika ini adalah Chile dan Kostarika, sama-sama berada di grup berat mereka mampu lolos ke fase selanjutnya. Bahkan Kostarika yang berada di grup neraka bersama Uruguay, Italia dan Inggris mampu menjadi pemuncak grup tanpa kekalahan satupun.
Selain itu, secara geografis, para wakil amerika ini diuntungkan. Mereka sudah terbiasa dengan iklim tropis, berbeda dengan para wakil eropa yang harus beradaptasi dengan iklim tersebut. Bahkan FIFA "membantu" dengan memberi regulasi water break pada pertengahan babak kedua. Namun, saya yakin para wakil amerika ini memang lolos karena kualitas bermain mereka, jika iklim menjadi alasan terkuat tentu para wakil Afrika yang banyak bicara di turnamen ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar